Sabtu, 12 Desember 2015

Lukisan Nasirun, "Kyai Nasirun"




Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengupas karya milik Nasirun yang berjudul “Kyai Narsisrun”, dengan media cat minyak di atas kanvas yang memiliki ukuran 200cm x 280cm dan pembuatan karya itu sendiri pada tahun 2009 dengan gaya lukisan yang khas kontemporer.
Terlihat dengan jelas ada sosok siluet manusia berambut panjang dan memakai penutup kepala warna merah dan mengenakan bawahan berwarna abu-abu bercampur merah, sedang membawa benda berwarna jingga, terpampang background dengan warna abu-abu. Dikerucutkan lagi bahwa siluet manusia tersebut ialah sesosok laki-laki karena memiliki jenggot, siluet tersebut memiliki rambut yang panjang dengan tipe ikal atau mengombak, penutup rambut yang berwarna merah tersebut terlihat seperti peci, pakaian yang dikenakan terlihat pada siluet tersebut merupakan pakaian dengan lengan panjang, memakai bawahan seperti sarung, membawa benda seperti kendi atau tempat air minum yang terbuat dari tanah liat (biasanya terdapat di pedesaan).
Ciri-ciri atau ke-khas-an yang diwujudkan dalam sosok laki-laki berjenggot dengan rambutnya yang panjang dan mengombak/ikal lekat sekali dengan sesosok pelukis terkenal Nasirun, bukan lain ialah pelukis karya “Kyai Nasirun” itu sendiri. Sedangkan pakaian yang dikenakan baju berlengan panjang seperti baju koko, dan sarung serta peci yang melengkainya merupakan gambaran umum seorang Kyai atau berpakaian layaknya kyai (orang yang agamis dalam agama Islam).
Jika menginjak pada bahasan interpretasi pada karya milik Nasirun ini, maka penulis mencoba menjabarkan seperti berikut ini : lukisan yang berjudul Kyai Narsisrun memperlihatkan 1 obyek manusia yakni seorang Nasirun itu sendiri, seperti judulnya Narsisrun yang mungkin berasal dari kata narsis dan nasirun merupakan ke-narsisan pada diri Nasirun, melihat warna yang dipakai pada sosok siluet nasirun terdapat warna merah yang identik dengan keberanian, tak lepas dari sifat narsis yang tidak jauh dari ke-pede-annya atau keberaniannya. Dikaitkan dengan pakaian bernuansa religi islam atau sebut saja dengan jelas seperti “Kyai” (sesuai pula dengan judul lukisannya, Kyai Narsisrun) yakni kyai yang narsis, dengan kendi yang mewakili air biasanya bermakna sejuk atau tenang, berkebalikan dengan warna merah yang dibalurkan pada sosok nasirun, dari sini penulis menarik kesimpulan arti bahwa Nasirun sebagai pelukis karya ini berusaha menekankan bahwa keseimbangan itu perlu kita punyai, salah satunya dengan cara dekat dengan yang kuasa (Tuhan). Namun ada juga makna lain yang bisa diartikan dalam lukisan ini, Nasirun mencoba menggelitik dirinya sebagai kyai yang narsis, bahwa sebenarnya sesosok kyai itu tidak perlu narsis karena kenarsisannya bisa membuahkan keburukan bagi si kyai itu sendiri.

Karya lukisan “Kyai Narsisrun” ini berhasil menjadi salah satu karya yang bisa disebut unik oleh penulis (saya sendiri), mengapa? sebab objek yang disuguhkan merupakan objek sederhana berwujud siluet yang diletakkan pada ujung samping kiri lukisan dengan background yang selebihnya kosong, berani berbeda dalam menciptakan perwujudan karya kontemporer khususnya. Namun perlu disadari bahwa warna merah yang dipakai jika ditajamkan lagi akan lebih terlihat muncul objeknya dan background yang dipakai sebaiknya tidak memakai warna yang terlalu muda sehingga berkesan pucat atau pudar, mungkin jika agak dipertajam lagi dengan warna abu-abu yang lebih gelap maka objek sosok nasirun akan lebih menyatu nyambung dengan backgroundnya. Apapun kekurangannya itu tetap terwujud dalam style seorang Nasirun yang berkarya beda (beda dalam arti yang baik), dan menampilkan lukisan-lukisan penuh makna sudah pasti dalam lukisan “Kyai Narsisrun” ini, semoga tetap selalu narsis dengan karya-karyanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar