Pada
kesempatan kali ini, penulis ingin mengupas karya milik Nasirun yang berjudul
“Kyai Narsisrun”, dengan media cat minyak di atas kanvas yang memiliki ukuran
200cm x 280cm dan pembuatan karya itu sendiri pada tahun 2009 dengan gaya
lukisan yang khas kontemporer.
Terlihat
dengan jelas ada sosok siluet manusia berambut panjang dan memakai penutup
kepala warna merah dan mengenakan bawahan berwarna abu-abu bercampur merah,
sedang membawa benda berwarna jingga, terpampang background dengan warna
abu-abu. Dikerucutkan lagi bahwa siluet manusia tersebut ialah sesosok
laki-laki karena memiliki jenggot, siluet tersebut memiliki rambut yang panjang
dengan tipe ikal atau mengombak, penutup rambut yang berwarna merah tersebut terlihat
seperti peci, pakaian yang dikenakan terlihat pada siluet tersebut merupakan
pakaian dengan lengan panjang, memakai bawahan seperti sarung, membawa benda
seperti kendi atau tempat air minum yang terbuat dari tanah liat (biasanya
terdapat di pedesaan).
Ciri-ciri
atau ke-khas-an yang diwujudkan dalam sosok laki-laki berjenggot dengan
rambutnya yang panjang dan mengombak/ikal lekat sekali dengan sesosok pelukis
terkenal Nasirun, bukan lain ialah pelukis karya “Kyai Nasirun” itu sendiri. Sedangkan
pakaian yang dikenakan baju berlengan panjang seperti baju koko, dan sarung
serta peci yang melengkainya merupakan gambaran umum seorang Kyai atau
berpakaian layaknya kyai (orang yang agamis dalam agama Islam).
Jika
menginjak pada bahasan interpretasi pada karya milik Nasirun ini, maka penulis
mencoba menjabarkan seperti berikut ini : lukisan yang berjudul Kyai Narsisrun
memperlihatkan 1 obyek manusia yakni seorang Nasirun itu sendiri, seperti
judulnya Narsisrun yang mungkin berasal dari kata narsis dan nasirun merupakan
ke-narsisan pada diri Nasirun, melihat warna yang dipakai pada sosok siluet
nasirun terdapat warna merah yang identik dengan keberanian, tak lepas dari
sifat narsis yang tidak jauh dari ke-pede-annya atau keberaniannya. Dikaitkan
dengan pakaian bernuansa religi islam atau sebut saja dengan jelas seperti “Kyai”
(sesuai pula dengan judul lukisannya, Kyai Narsisrun) yakni kyai yang narsis,
dengan kendi yang mewakili air biasanya bermakna sejuk atau tenang,
berkebalikan dengan warna merah yang dibalurkan pada sosok nasirun, dari sini
penulis menarik kesimpulan arti bahwa Nasirun sebagai pelukis karya ini
berusaha menekankan bahwa keseimbangan itu perlu kita punyai, salah satunya
dengan cara dekat dengan yang kuasa (Tuhan). Namun ada juga makna lain yang
bisa diartikan dalam lukisan ini, Nasirun mencoba menggelitik dirinya sebagai
kyai yang narsis, bahwa sebenarnya sesosok kyai itu tidak perlu narsis karena
kenarsisannya bisa membuahkan keburukan bagi si kyai itu sendiri.
Karya
lukisan “Kyai Narsisrun” ini berhasil menjadi salah satu karya yang bisa
disebut unik oleh penulis (saya sendiri), mengapa? sebab objek yang disuguhkan
merupakan objek sederhana berwujud siluet yang diletakkan pada ujung samping
kiri lukisan dengan background yang selebihnya kosong, berani berbeda dalam
menciptakan perwujudan karya kontemporer khususnya. Namun perlu disadari bahwa warna
merah yang dipakai jika ditajamkan lagi akan lebih terlihat muncul objeknya dan
background yang dipakai sebaiknya tidak memakai warna yang terlalu muda
sehingga berkesan pucat atau pudar, mungkin jika agak dipertajam lagi dengan
warna abu-abu yang lebih gelap maka objek sosok nasirun akan lebih menyatu nyambung dengan backgroundnya. Apapun
kekurangannya itu tetap terwujud dalam style
seorang Nasirun yang berkarya beda (beda dalam arti yang baik), dan
menampilkan lukisan-lukisan penuh makna sudah pasti dalam lukisan “Kyai
Narsisrun” ini, semoga tetap selalu narsis dengan karya-karyanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar